Catatan Redaksi: Michael Cilo
PERBAKIN SULUT – Menembak adalah salah satu cabang olahraga strategis dalam pengembangan karakter bangsa.
Atlit menembak sejak dini dilatih untuk disiplin terhadap diri sendiri, mampu mengendalikan diri dengan konsentrasi tinggi, dan harus mengambil keputusan tepat dengan durasi waktu sesingkat mungkin atas kesempatan yang diberikan.
Menembak merupakan olahraga kompetitif yang melibatkan emosi serta bagian dari tes kemahiran (akurasi dan kecepatan) dengan menggunakan berbagai jenis senjata, seperti senjata api dan senapan angin.
Olahraga menembak dikategorikan berdasarkan jenis senjata api, sasaran dan jarak di mana target ditembak.
Menembakkan sesuatu kepada sesuatu itulah definisi dari menembak olahraga yang tidak terlalu begitu dikenal masyarakat seperti halnya berburu juga merupakan olahraga menembak. Namun, ini tentu tidak sepopuler olahraga lainnya.
Olahraga menembak merupakan adalah cabang olahraga yang dipertandingkan dengan jumlah nomor pertandingan ketiga terbanyak setelah atletik dan renang yang dipertandingkan baik di tingkat PON, Sea Games, Asean Games, dan Olimpiade.
Sebagian masyarakat menganggap olahraga ini adalah olahraga berbahaya karna karena menggunakan senjata yang dapat mencelakakan diri sendiri dan atau mungkin orang lain.
Sebagian lagi menganggap olahraga ini dapat membuat orang menjadi tempramen karna keahliannya menggunakan senjata yang dapat mengancam orang lain jika berani berurusan dengannya, padahal itu aturan hukum di Indonesia sudah sangat memadai memagari penyalahgunaan senjata itu sendiri. Hukuman mati bahkan menjadi ancaman utama atas penyalah gunaan senjata api.
Membina seorang petembak menjadi seorang atlit handal kelas dunia bahkan dilatih sejak usia sedini mungkin dengan kedisiplinan yang begitu ketat wajib diterapkan para pelatih tersertifikasi.
Olahraga menembak tidak harus menggunakan fisik yang kuat seperti olahraga basket, voli, futsal atau sepak bola yang rata – rata memerlukan kebugaran badan yang kuat dan kukuh hingga dapat mengeluarkan tenaga dan kekuatan diri yang begitu besar, namun demikian ketahanan fisik untuk durabilitas agar mampu mempertahankan tingkat konsentrasi tinggi secara konsisten adalah hal yang wajib dalam menembak.
Menembak tidaklah perlu melakukan persaingan cekcok seperti mengecoh musuh, menghindar dari teknik lawan dan membalas serangan dari lawan itu sendiri.
Menembak memerlukan ketenangan jiwa, tingkat konsentrasi maupun ketelitian yang tinggi, ketepatan serta kecepatan mengambil keputusan tepat, dan fokus pada diri sendiri, bukan melulu pada hasil. Practice make perfect, latihan menjadikannya sempurna adalah prinsip utama yang wajib dipegang teguh setiap atlit terlatih. Mental menjadi pertaruhan yang paling utama keberhasilan seorang petembak meraih hasil optimal dalam setiap kejuaraan yang diikutinya.
Menembak adalah olahraga terapi untuk orang yang kurang fokus pada pekerjaanya, orang yang kurang konsentrasi pada apa yang sedang dikerjakannya, orang yang kurang teliti dalam pada apa yang sedang dipilahnya dalam pekerjaannya.
Olahraga menembak sebenarnya merupakan kunci dari semua permasalahan yang seringkali terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Karena dapat membantu diri dalam masalah konsetrasi, ketelitian, dan fokus pada diri masing – masing dan dengan menembaklah semua itu dapat terbantu.
Karna dalam menembak tidak mungkin berkomunikasi satu sama lain, mengadu kecepatan dalam menembak dalam kata ‘siapa cepat ia menang’ kata tersebut tidak berlaku dalam olahraga ini.
Menembak haruslah diam dalam arti kata ‘diamlah, fokuslah, konsentrasilah, telitilah dalam setiap butir pelurumu’ dan dalam menembak bagaikan menikmati deru angin ombak pantai dan menyeruput secangkir kopi panas favorit pribadi yaitu nikmati setiap detiknya, nikmati setiap momentumnya, nikmati setiap apa yang dirasakan.
Tidak mungkin sekali jika menikmati secangkir kopi itu dengan terburu – buru dan cepat – cepat jika dilakukan maka lidah dan isi mulut akan merasakan panas melepuh yang seperti meminum api dalam gelas.
Menembak haruslah diresapi bagaikan deru angin ombak ditepi pantai yang mana angin itu sangatlah sejuk dan membuat terasa nikmati setiap hembusan angin yang melampaui diri, jadi dalam olahraga menembak haruslah dinikmati.
Ibarat seorang akuntan dalam melakukan tugas pekerjaannya yang selalu menggunakan ketelitiannya pada apa dikerjakannya dan dalam tugas itu ia melakukan hal yang sama dalam waktu yang berbeda yaitu ‘ketelitiannya’ dalam melakukan pekerjaannya.
Intinya dalam menembak, harus sangat teliti dalam setiap tembakannya, harus teliti dalam proses, harus teliti dalam hasil, harus teliti dalam pada prospek kesalahan, dan harus teliti dalam kesalahan yang sudah diperbuat maupun belum diperbuatnya.
Karna, dalam menembak berlaku satu pribahasa yaitu ‘akibat nilai setitik rusak susu sebelangga’ karna sedikit perbedaan dalam proses pertama dengan proses kedua dapat menimbulkan hasil yang berbeda.
Maka, lakukanlah proses yang sama dan benar dalam melakukan olahraga menembak agar mendapatkan hasil sempurna yaitu 10.9 atau yang lebih dikenal dengan bullseye.
Jangan menjadi berkepala besar dan ber jiwa berdebar – debar saat mendapatkan hasil sempurna dalam menembak karna jika terlalu demikian hanya membuat perasaan dan raga tegang karna akibat menjadi berkepala besar dan berjiwa berdebar – debar yang hanya baru menghasilkan kesempurnaan itu dalam satu kali bukan satu seri yang dijalankan.
Jangan lupa untuk membuang stress dan masalah pribadi kedalam menembak jadikanlah hal itu menjadi kekuatan dalam menembak, menjadi alat pembantu dalam proses menembak karna ini butuh dilakukan sebagai positive power.
Jangan sekali – sekali mencoba memikirkan dan mengumpulkan masalah pribadi menjadi negative power dalam menembak, karna hanya akan membuat hasil tembakan menjadi buruk ketika menambahkan masalah pribadi.
Jika memiliki daya konsentrasi lemah dan daya fokus lemah dalam diri, bukanlah persoalan besar dalam menembak karna inilah obatnya untuk menyembuhkan penyakit itu dan penyakit itu akan menghilang dari diri kita dengan sendirinya.
Jika memiliki anak atau saudara dalam keluarga yang cenderung hyper active jangan kira ia menjadi super active dalam menembak karna ia akan menjadi diam, fokus, konsentrasi dan jika ia melakukan hal yang diluar menembak ia hanya bertanya dan ingin mengenal lebih dekat tentang menembak dan lingkungan disekitar menembak itu, karna mereka memiliki jiwa kreatif dan sosial yang begitu besar.
Mereka tidak akan melakukan hal – hal yang tidak perlu dan tidak penting karna mereka harus melakukan proses menembak untuk mendapatkan hasil yang memuaskan dan mereka akan terlihat keseriusannya dan proses diamnya setelah melakukan olahraga menembak.
Anda dapat membuktikan hal itu sendiri dengan mengikuti proses perubahannya dalam aktivitasnya sehari – hari dan itu memang membutuhkan waktu yang tidak sebentar yang memakan beberapa waktu untuk melihatnya kita tidak bisa melihat proses itu dengan waktu yang singkat dalam kata lain instant.
Sungguh tidak mungkin hal apapun dapat dilakukan dalam waktu singkat yang instant karna semua itu membutuhkan proses dan proses membutuhkan waktu.
Manfaat dari olahraga menembak ini sangatlah banyak jika kita melihat dari segi biaya yang dikeluarkan memang tidak murah karna ini bukan sekadar olahraga tetapi ini adalah terapi diri untuk menjadi pribadi yang tenang dan elegan bukan untuk menjadi agressive.
Ini bukanlah olahraga pada umumnya, ini adalah cara menjadikan diri menjadi fokus, konsentrasi, teliti dan selalu mengoreksi kesalahan karna dalam menembak sebelum mengangkat senjata kedepan kertas sasaran harus memeriksa kesalahan yang tadi diperbuat dan yang belum diperbuat.
Menembak tidak menjadikan diri temprament atau agressive itu hanya opini yang tidak terbukti dalam lapangan karna menembak mendahulukan keselamatan dalam sebelum menembak dan sesudah menembak.
Olahraga Menembak yang sangat menyenangkan karna kita tidak melawan orang yang disebelahnya atau teman yang disebelahnya tetapi yang ia lawan adalah dirinya sendiri karna dengan dirinya sendirilah ia dapat menghasilkan tembakan sempurna dan ia harus dapat mengendalikan emosi dalam jiwanya agar tidak menghasilkan kecerobohan yang bodoh dan hasil yang berbeda drastis pada tembakan yang sebelumnya.
Dalam menembak selalu melakukan hal yang sama cara yang sama dan tujuan yang sama yaitu menuju hasil tembakan yang sempurna.
Perlu diingat, tidak ada penembak manapun yang menginginkan hasil yang buruk dan tidak memuaskan dalam melakukan tembakan.
Semua menjunjung tinggi hasil yang sempurna dengan teknik yang sempurna dan dengan cara yang mulia yaitu kejujuran, integritas yang tinggi, dan jiwa besar yang bagaikan api berkobar – kobar layaknya api unggun, mereka semua harus memiliki teknik terbaik, integritas yang tinggi seperti bintang di langit dan memiliki kerendahan hati yang seperti mutiara didalam dasar lautan.
Menembak dapat merubah seseorang menjadi lebih baik dari sebelumnya, menembak dapat menghasilkan pribadi yang memiliki mental baja, kemauan kukuh, dan cita – cita yang terstruktur atau terarah karna menembak itu terarah tidak mungkin menembak tidak memiliki arah karna ia memusatkan penglihatan pada target yang ia lihat bukan yang orang lain lihat.
Orang yang sudah terbiasa menembak tidak bisa di dikte karna sebelum ia di dikte ia sudah melakukannya karna penembak memiliki inisiatif untuk mendapatkan hasil yang sempurna yang memiliki ketelitian dalam inisiatif tersebut.
Orang yang menembak cenderung diam dan fokus dengan apa yang ia kerjakan jika ia bersosialisasi atau berkomunikasi ia memiliki waktu yang terjadwal karna mereka tahu kapan waktu untuk berkomunikasi kapan waktu untuk fokus, konsentrasi, dan teliti untuk apa yang ia kerjakan.
Itu semua karna menembak yang tidak dapat dilakukan dengan dua waktu sekaligus menembak harus memiliki satu waktu yaitu waktu untuk menembak bukan untuk waktu menembak dan mengerjakan yang lain.
Jika dilakukan hal tersebut maka kesibukannya menembak akan buyar dan tidak terarah dan menghasilkan hasil yang buruk dan tidak memuaskan yang tidak ia inginkan, karna menembak mencari cara atau teknik terbaik karna dengan cara atau teknik terbaik itulah dapat menghasilkan hasil yang terbaik.
Tidak mungkin melakukan cara menembak yang buruk dan ceroboh dapat menghasilkan hasil yang terbaik, itu hanya tahayul belaka yang tidak mungkin terjadi jika dipraktikan.
Menembak adalah olahraga sekaligus terapi pada diri yang dapat dibuktikan individu.
Maka daripada itu ‘MENEMBAKLAH’.
(ksc/*)
Balas
Kita "Naik" tanpa harus "Menjatuhkan" dan kita "Menang" tanpa harus "Mengalahkan"